CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 30 Mei 2009

FACEBOOK membiayai perang di GAZA

Fenomena facebook begitu gempar di Indonesia, sampai-sampai ada
facebook dalam bahasa indonesia. Saya heran bukan main, satu per satu
teman saya mendaftar di facebook. Tidak heran kalau di tahun 2008
facebook meraup keuntungan 300 juta dollar amerika karena lebih dari
140 juta user aktif di seluruh dunia dan 8,5 juta foto dimuat tiap
harinya. Bagi yang belum tahu apa itu facebook bisa baca artikel ini.
Facebook memberikan banyak kemudahan bagi kita, dari mulai menjalin
relasi sampai cari uang dari facebook, baca juga artikel ini dan
artikel ini. Tapi keuntungan yang sebanyak itu digunakan
untuk membiayai perang di Gaza. Benarkah?

Awalnya saya juga tidak sengaja reseach tentang facebook. Dari awal
saya sangat tidak setuju dengan adanya agresi Israel di Gaza. Untuk
membantu warga Gaza, saya hanya bisa berdoa dan berniat untuk
memboikot produk-produk Israel. Dari artikel yang saya publish
beberapa waktu lalu tentang pemboikotan produk-produk Amerika, ada
komentar yang mengatakan bahwa facebook dan wordpress adalah milik
amerika dan menyarankan untuk tidak memakainya lagi. Dari sini awal
mulanya saya melakukan reseach tentang facebook dan wordpress.

Fakta - fakta :

1. Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel
Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap
siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam
bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.

2. Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia
adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha
Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.

3. Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa yahudi di
amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,

Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded
to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible
college and fraternity experience. We have maintained the integrity of
our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and
serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi
develops leadership for the North American Jewish community at a
critical time in a young man's life. Alpha Epsilon Pi's role is to
encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals,
values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow's
leaders so that he may help himself, his family, his community, and
his people.

Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari
pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.

4. Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza
telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.

5. Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin
banyak user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.

Next research :
-Apakah hubungan Yahudi dengan Israel?
-Apakah benar sebagian pendapatan Mark Zuckerberg di sumbangkan untuk
Alpha Epsilon Pi?
-Apakah Alpha Epsilon Pi berhubungan dengan pemerintah Israel?

Link :
- How To Delete Facebook Account?
- Daftar Produk AS yang diboikot oleh Para Ulama

Referensi :
- http://www.wikipedi a.org
- http://www.infopale stina.com
- http://www.aljazeer a.net/english
- http://amirkovic. wordpress. com

sumber : http://www.kamusmal esbanget. com/foru. ..perang- di-Gaza

Kamis, 12 Maret 2009

DEFENISI, URGENSI DAN BUAH-BUAH TAUBAT

Kirim Print

1. Definisi

- Menurut bahasa: Kembali

- Menurut istilah: Kembali mendekat pada Allah setelah menjauh dari-Nya.

Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi, meninggalkan perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.

2. Urgensi Taubat

- Banyak yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya. Oleh karena itu banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan hati mereka kosong. Para ulama mengatakan: Taubatnya para pembohong adalah taubat dengan ujung lidah mereka, mereka mengatakan: “Saya mohon ampun dan bertaubat pada Alloh”. Tapi mereka tidak berhenti melakukan maksiat.

- Allah memerintahkan untuk bertaubat. Allah mengulang perintah tersebut 87 kali. Allah juga memerintahkan Rasulullah untuk bertaubat. Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya” (QS. 66: 8 ). Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam sehari 100 kali” (HR. Muslim).

- Siapa yang tidak bertaubat kepada Allah berarti dzalim terhadap dirinya. Allah berfirman: “Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS. 49:11).

- Taubat adalah ibadah yang paling utama. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. 2: 222). Dalam sebuah hadist dikatakan: “Demi Allah, Allah lebih bergembira dari pada seorang mu’min ………” dst.

3. Buah-Buah Taubat

- Taubat itu jalan menuju keberuntungan. Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Ibnul Qoyyim berkata: “Janganlah mengharapkan keberuntungan kecuali orang-orang yang bertaubat”.

- Malaikat berdo’a untuk orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman: “(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala’” (QS. 40:7).

- Mendapat kemudahan hidup dan rizki yang luas. Allah berfirman: “dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan” (QS. 11:3). Dan firman Allah: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’” (QS. 11:52). Dan Allah berfirman: “maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada-mu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”

- Penghapus kesalahan dan pengampun dosa. Dalam hadis qudsi, Rasulullah bersabda: “Wahai anak adam, sesungguhnya engkau telah berdo’a pada-Ku dan mengharap pada-Ku, Aku telah ampunkan dosa-dosamu dan Aku tak menghiraukan. Wahai anak adam, andaikan dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta ampunan pada-Ku, Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak menghiraukan. Wahai anak Adam, andaikan kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sebesar Bumi, kemudian engkau tidak pernah mensekutukan pada-Ku dengan suatu apapun, Aku akan datang padamu dengan ampunan sebesar bumi pula.” Dan Rasulullah bersabda: “Orang yang bertaubat dari kesalahan bagaikan orang yang tidak punya dosa.” Dalam hadis yang lain: “Taubat itu menghapuskan dosa-dosa yang lalu.”

- Hati menjadi bersih dan bersinar. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min jika melakukan perbuatan dosa, maka akan terjadi titik hitam di dalam kalbunya, jika dia bertaubat dan minta ampun pada Allah, kembali cemerlang hatinya, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut, hingga menutupi hatinya. Itulah “ar-ron” yang disebut oleh Alloh dalam firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’” (HR. Tirmidzi).

- Dicintai Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

SYARAT-SYARAT TAUBAT

Allah berfirman: “dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah [9]: 118 )

1. Meninggalkan dosa tersebut. Ibnul-Qoyyim berkata: ”Taubat mustahil terjadi, sementara dosa tetap dilakukan”.

2. Menyesal atas perbuatannya. Rasulullah bersabda: ”Menyesal adalah taubat”.

3. Berazzam untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu Mas’ud berkata: ”Taubat yang benar adalah: Taubat dari kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan mustahilnya air susu kembali pada kantong susunya lagi.”

4. Mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk diha-lalkan. Imam Nawawi berkata: ”Diantara syarat taubat adalah mengembalikan kedzoliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk dihalakan”.

5. Ikhlash. Ibnu hajar berkata: “Taubat tidak sah kecuali dengan ikhlash”. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya” (QS. At Tahrim [66]: 8 ). Yang dimaksud taubat yang murni adalah taubat yang ikhlash.

6. Taubat dilakukan pada masa diterima-nya taubat. Masa diterimanya taubat adalah:

1. Sebelum saat sakarotul maut.
2. Sebelum Matahari terbit dari barat.

Allah berfirman: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” (QS. An-Nisaa [4]: 18).

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama belum dalam sakarotul-maut” (HR. Tirmidzi).

Dalam hadis yang lain Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya Alloh membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan kesalahan di siang hari. Dan Allah membentangkan Tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang-orang yang melakukan kesalahan pada malam hari” (HR. Muslim).

Dalam hadist yang lain Rasululloh bersabda: “Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya” (HR. Muslim).


sumber : al-ikhwan.net

MACAM-MACAM DOSA DAN JALAN MENUJU TAUBAT

Macam-Macam Dosa

1. Dosa Besar. Yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, atau ancaman hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: Dosa besar itu ada 17 macam.

  • 4 macam di hati, yaitu: 1. Syirik. 2. Terus menerus berbuat maksiat. 3. Putus asa. 4. Merasa aman dari siksa Allah.
  • 4 macam pada lisan, yaitu: 1. Kesaksian palsu. 2. Menuduh berbuat zina pada wanita baik-baik. 3. Sumpah palsu. 4. mengamalkan sihir.
  • 3 macam di perut. 1. Minum Khamer. 2. memakan harta anak yatim. 3. memakan riba.
  • 2 macam di kemaluan. 1. zina. 2. Homo seksual.
  • 2 macam di tangan. 1. membunuh. 2. mencuri.
  • 1 di kaki, yaitu lari dalam peperangan
  • 1 di seluruh badan, yaitu durhaka terhadap orang tua.

2. Dosa kecil. Yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas.

3. Dosa kecil yang menjadi besar

  • Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135)
  • Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim)
  • Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206)
  • Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7)
  • Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim)
  • Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi teladan. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” (HR. Muslim)

Jalan Menuju Taubat

1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.

2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: “Sungguh ketika saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat dari maksiat saya itu pada kuda dan istri saya.”

3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang yang membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”

4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.

5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Al Maraghi berkata: “Yang dimaksud ”terimalah taubat kami” adalah: Bantulah kami untuk bertaubat agar kami bisa bertaubat dan kembali kepada-Mu.”

6. Mengetahui keagungan Allah yang Maha Pencipta. Para ulama salaf berkata: “Janganlah engkau melihat akan kecilnya maksiat, tapi lihatlah keagungan yang engkau durhakai.”

7. Mengingat mati dan kejadiannya yang tiba-tiba.

8. Mempelajari ayat-ayat dan hadis-hadis yang menakuti orang-orang yang berdosa.

9. Membaca sejarah orang-orang yang bertaubat.


sumber : al-ikhwan.net

ANTARA NASIHAT DAN FADHIHAH (membuka Aib)

Muhammad bin Ali Al-Su’wi

Sesungguhnya memberikan nasihat kepada kaum muslimin; baik berupa bimbingan kepada kebenaran yang nyata atau pun peringatan dari kebatilan dan para pelakunya, terhitung bagian dari agama.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الدِّينُ النَّصِيحَةُ قَالُوا لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

Rasulullah saw. bersabda: “Agama adalah nasihat”, para sahabat bertanya: “Untuk siapa?”. Rasulullah saw. bersabda: “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kaum muslimin secara umum”. (Bukhari, Muslim dan ahli hadits lainnya)

Al-Khaththabi berkata: “Nasihat adalah sebuah kosa kata yang bersifat merangkum dan menghimpun banyak arti, maknanya adalah: mendatangkan kebaikan kepada pihak yang dinasihati”.

Tidak diragukan lagi bahwa manusia berpotensi salah dan cenderung menyimpang dari al-haq dan kebenaran. Tersebut dalam hadits:

كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ اَلتَّوَّابُوْنَ

“Semua anak keturunan manusia bersifat salah, dan sebaik-baik mereka yang salah adalah yang paling banyak bertaubat”. (Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dan termasuk hak seorang muslim atas muslim lainnya adalah hendaklah ia menunjukkan kepada saudaranya tentang aib dan kesalahannya, dan hendaklah ia menasihatinya dalam perkara dan urusannya. Tetapi, nasihat itu hendaklah dilakukan dengan lembut dan hikmah. Hendaklah seorang muslim berhati-hati, jangan sampai menghina saudaranya dan menuduhnya hanya berdasar kepada sekedar persangkaan saja, sebab, persangkaan itu adalah seburuk-buruk pembicaraan, dan cukuplah hal ini sebagai kejahatan. Rasulullah saw. bersabda:

بِحَسْبِ اِمْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ اَلْمُسْلِمَ

“Cukuplah seseorang itu menjadi jahat saat ia menghina saudaranya yang muslim” (Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Jika ada mendengar – seorang muslim – tentang saudara muslim lainnya sesuatu yang tidak disuka, jangan segera membenarkan perkataan tentang saudaranya itu. Justru kewajibannya adalah untuk melakukan tatsabbut (klarifikasi) sehingga dirinya mendapatkan keyakinan tentangnya, sebab, kebanyakan manusia telah terbiasa menyebarluaskan keburukan secara bathil, dan banyak pula manusia yang suudzan (buruk sangka) nya lebih cepat daripada husnuzhan (berbaik sangka) nya, oleh karena itu, jangan membenarkan setiap perkataan, walaupun dirinya mendengarnya berulang kali sehingga dirinya mendengarnya dari yang menyaksikan secara langsung, dan jangan membenarkan orang yang menyaksikannya secara langsung sehingga dirinya memastikan kebenaran atas apa yang disaksikannya, dan jangan membenarkan orang yang telah membuktikan kesaksiannya sehingga dirinya memastikan kebersihannya dari tendensi khusus dan hawa nafsu. Untuk inilah Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk menjauhi banyak persangkaan, dan memandang sebagian persangkaan itu sebagai dosa, sebab zhan itu bertolak belakang dengan ilmu dan ia tidak memberi arti apa-apa terhadap kebenaran. Allah swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”. (Al-Hujurat: 12).

Firman Allah yang lain:

وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran” (An-Najm: 28).

Dan jika seseorang melihat suatu urusan, atau sampai kepadanya tentang saudaranya suatu perkataan yang memiliki dua kemungkinan arti, maka, bawalah maksud perkataannya itu kepada maksud yang baik, sebab yang demikian ini lebih sesuai dengan akhlaq mulia dan lebih mencerminkan ukhuwwah yang bening. Umar bin Al-Khaththab ra. Berkata:

لاَ تَظُنَّنَّ بِكَلِمَةٍ خَرَجَتْ مِنْ أَخِيْكَ الْمُؤْمِنِ إِلاَّ خَيْرًا وَأَنْتَ تَجِدُ لَهَا فِي الْخَيْرِ مَحْمَلاً

”Janganlah kamu menyangka satu kosa kata yang keluar dari saudara mukmin mu kecuali kebaikan, sedangkan engkau mendapati kemungkinan maksud yang baik dari perkataannya”. (Ahmad)

Puteri dari Abdullah bin Muthi’ berkata kepada suaminya Thalhah bin Abdurrahman bin Auf ra. Di zamannya Thalhah adalah orang Quraisy yang paling derma. Istrinya berkata: “Saya tidak melihat satu kaum yang lebih buruk dari saudara-saudaramu!”. Thalhah berkata kepada istrinya: “hush hush! Kenapa demikian?”. Istrinya menjawab: “Saya melihat mereka, kalau kamu sedang ada uang, mereka nempel terus kepadamu, dan jika kamu sedang tidak mempunyai apa-apa, mereka meninggalkanmu”. Maka Thalhah berkata kepada istrinya: “Ini, demi Allah, adalah bukti bahwa mereka berakhlaq mulia, mereka datang kepada kita saat kita mampu memuliakan mereka, dan mereka meninggalkan kita saat kita tidak mampu memenuhi hak-hak mereka”.

Coba kita lihat, bagaimana Thalhah men-ta’wil-kan perbuatan saudara-saudaranya terhadapnya, padahal perbuatan itu jelas buruk dan tidak kenal budi, namun demikian, ia memandangnya sebagai bentuk kesetiaan dan kemuliaan.

Jika seorang muslim melihat saudara muslim lainnya melakukan kesalahan yang tidak dapat diterima alasannya atau tidak bisa ditafsirkan lain, maka menjadi kewajibannya untuk datang kepadanya guna memberi nasihat secara rahasia, antara dirinya dan saudaranya saja, bukan di depan khalayak, sebab manusia tidak ingin aibnya diketahui oleh siapa pun, jika dirinya menasihati saudaranya secara rahasia, maka hal ini lebih berpeluang untuk diterima, lebih menunjukkan ikhlas dan jauh dari syubhat. Adapun jika dirinya menasihati saudaranya secara terbuka, di depan banyak orang, maka pada yang demikian ini terdapat syubhat dendam dan popularisasi keburukan, menonjolkan sisi kelebihan diri dan ilmu yang dimiliki. Dan hal ini merupakan penghalang yang mencegah pihak yang dinasihati untuk mendengarkan nasihat serta mengambil pelajaran darinya.

Di antara akhlaq Nabi saw. dan adabnya dalam mengingkari kemunkaran dan memperjelas kebenaran adalah bahwa jika sampai kepada beliau tentang satu atau sekelompok orang yang melakukan kemunkaran, maka beliau tidak menyebutkan nama mereka secara terbuka, beliau hanya bersabda: “Kenapa ada orang yang berbuat begini dan begini”, lalu orang yang dimaksud memahami bahwa dia lah yang dimaksud oleh nasihat itu. Dan hal ini termasuk cara memberi nasihat dan cara mentarbiyah yang paling tinggi.

Imam Syafi’i berkata:

مَنْ وَعَظَ أَخَاهُ سِرًّا فَقَدْ نَصَحَهُ وَزَانَهُ، وَمَنْ وَعَظَهُ عَلاَنِيَّةً فَقَدْ فَضَحَهُ وَشَانَهُ

“Siapa yang memberi mauizhah kepada saudara secara rahasia, maka ia telah menasihati dan memperbaikinya, dan siapa yang memberi mauizhah secara terbuka, berarti ia telah membuka aibnya dan memperburukkannya”

Jadi, seorang mukmin yang memberi nasihat, ia tidak memiliki tujuan untuk mempublikasikan aib orang yang dinasihatinya. Tujuannya tidak lain adalah menghilangkan kemaksiatan yang ia terjatuh kepadanya, sebab ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Adapun mempublikasikan dan menampakkan aib, maka hal ini termasuk yang diharamkan Allah swt. dan Rasul-Nya saw. Allah swt berfirman:

إِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ أَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (An-Nur: 19).

Jadi, ada perbedaan antara orang yang bertujuan menasihati dan orang yang bertujuan membuka aib. Yang mencampur adukkan di atara keduanya hanyalah orang yang berakal tidak sehat. Hukuman bagi orang yang menyebar luaskan keburukan atas terhadap saudaranya yang beriman dan terus menerus mencari aib-aibnya serta membuka auratnya adalah Allah swt. akan mencari-cari auratnya, lalu membukanya di depan publik walaupun setelah beberapa tempo lamanya, kecuali jika ia bertaubat.

Di antara pertanda ta’yir (mencacat) dan tasyhir (mempopulerkan aib) adalah: menampakkan dan mempublikasikan keburukan dalam kemasan nasihat, ia mengklaim bahwa yang mendorongnya adalah tahdzir (memberi peringatan) atas ucapan dan perbuatannya, dan Allah mengetahui bahwa maksudnya adalah tahqir (merendahkan) dan adza (menyakiti).

Contoh hal ini adalah seseorang mencela orang lain dan menunjukkan kekurangannya serta menampakkan aibnya supaya manusia berlari darinya, namun maksudnya adalah keinginannya untuk menyakitinya karena permusuhan dirinya terhadapnya atau karena sebab-sebab tercela lainnya, dirinya tidak mampu mencapai tujuan ini kecuali dengan menampakkan celaan padanya, baik karena adanya sebab dini (agama) atau pun duniawi. Maka, siapa yang melakukan perbuatan demikian, ini merupakan pertanda adanya penyakit dalam hatinya, meskipun hal ini terjadi dari orang yang bersumpah bahwa tidak ada tujuan kecuali kebaikan, sedangkan Allah swt, menjadi saksi bahwa mereka adalah orang-orang yang bohong.

Dan siapa saja yang terkena bencana makar ini, yaitu saat ia dihina, dicacat, ditampakkan sisi kekurangannya, maka hendaklah ia bertakwa dan bersabar, sebab kesudahannya pasti milik yang bertakwa,

وَلاَ يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلاَّ بِأَهْلِهِ

“Dan makar buruk itu tidak menghancurkan kecuali pelakunya” (Fathir: 43)

Ketahuilah bahwa sebagian pemberi nasihat dan pengkritik dalam berbagai majlis, juga sebagian penulis di koran dan semacamnya, terperosok dalam sebagian kesalahan dan kekeliruan yang menyebabkan merenggangnya hubungan, di mana nashihah (memberi nasihat tanpa membuka aib) berubah menjadi fadhihah (membuka aib), tadzkir (memberi pengingatan) berubah menjadi tasyhir (publikasi keburukan). Dan hal ini bukanlah sesuatu yang diridhai Islam.

Ibnu Rajab berkata: ketahuilah bahwa menyebut manusia dengan sesuatu yang tidak disukainya adalah haram, jika maksudnya sekedar mencela, mencacat dan menampakkan kekuarangan. Adapun jika dalam hal ini terdapat kemaslahatan umum bagi kaum muslimin atau kemaslahatan khusus bagi sebagian mereka, dan maksudnya adalah menghasilkan kemaslahatan ini, maka hal ini tidaklah diharamkan, bahkan disunnatkan. Hal ini telah ditetapkan oleh para ulama hadits dalam kitab mereka dalam pembahasan al-jarh wat-ta’dil. Mereka menyebutkan perbedaan antara melakukan tajrih terhadap para perawi dan dengan ghibah. Mereka membantah orang-orang yang menyamakan di antaranya keduanya, baik yang menyamaratakan itu dari kalangan ahli ibadah maupun dari kalangan lainnya dari orang-orang yang belum luas ilmunya, dan tidak ada perbedaan antara orang yang diterima riwayatnya dari mereka yang yang tidak diterima

Jika tujuannya adalah memperjelas kebenaran, maka hal ini masuk dalam pengertian nasihat. Dan jika tujuannya adalah menunjukkan kekurangan yang berkata, menampakkan kebodohan dan kelemahannya dalam ilmu, maka hal ini adalah perbuatan haram, baik bantahan itu dilakukan dihadapan orang yang dibantah atau pun dilakukan tidak dihadapannya, baik dilakukan semasa hidupnya maupun dilakukan sepeninggalnya, dan hal ini tercakup dalam hadits nabi saw.:

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ اْلإِيْمَانُ قَلْبَهُ، لاَ تَغْتَابُوْا اَلْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ اِتَّبَعَ عَوْرَاتِهِ يَتَّبِعُ الهُه عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحُهُ وَلَوْ فِيْ جَوْفِ بَيْتِهِ

“Wahai orang-orang yang beriman dengan mulutnya, sementara keimanan belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian melakukan ghibah terhadap kaum muslimin, dan jangan pula mencari-cari auratnya, sebab, siapa saja yang mencari-cari auratnya, maka Allah swt. akan mencari-cari auratnya, dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah swt. niscaya Dia akan membuka kartunya walaupun ia berada di dalam rumahnya” (HR. Abu Daud dan lainnya. Lihat Aun al-Ma’bud 13/224).

Sangat bagus kalau seorang muslim menjadi benteng yang kokoh yang membela dan melindungi harga diri saudara muslim nya dan menjaga citranya, terlebih lagi jika dihadapannya disebutkan keburukan saudaranya sesuatu yang tidak disukainya. Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ رَدَّ عِرْضَ أَخِيْهِ اَلْمُسْلِمِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ اَلنَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapa yang membela harga diri saudaranya yang muslim, niscaya Allah swt. menjaga wajahnya dari neraka pada hari kiamat” (HR. At-Tirmidzi, shahih)

Dan hHendaklah kita semua tsiqah terhadap saudara kita dan berhati tenteram kepadanya, dan janganlah kita men-ta’wil-kan omongannya kecuali dengan baik, selama omongan itu masih memungkinkan ditafsirkan baik, supaya kita berbahagia dalam urusan agama dan dunia kita, dan supaya kita selamat pada hari kiamat,

يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنَ إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

“Yaitu hari dimana harta dan anak lakui-laki tidak memberi manfaat, kecuali yang datang kepada Allah swt dengan hati selamat” (Asy-Syu’ara: 88 – 89).

Kita memohon kepada Allah swt. agar Dia mensucikan hati kita dari ghill (dengki), dendam dan iri, dan semoga Dia memberikan kepada kita hati yang selamat, mulut yang jujur, ilmu yan bermanfaat dan amal yang shalih.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم

“Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)

Sumber: http://alminbar.net/alkhutab/khutbaa.asp?mediaURL=1327

Minggu, 01 Maret 2009

RENUNGAN KITA

Subhanallah… di satu sisi kita merasa bangga dengan si X, dengan militansinya yang tinggi beliau rela untuk bolos dan mengulang mata kuliah demi terlaksananya roda dakwah agar terus berputar dengan mengakumulasikan tugas-tugas dakwah yang seharusnya dikerjakan teman-temannya. Namun di sisi lain kita pun merasa sedih… sedih dengan kader-kader dakwah (saudara-saudaranya Si X) yang dengan berbagai macam alasan duniawi rela meninggalkan tugas-tugas dakwah yang seharusnya mereka kerjakan.
Sahabat…. Semoga kisah tersebut tidak terulang kembali di masa kita dan masa setelah kita, cukuplah menjadi sebuah pelajaran berharga…. Semoga kisah tersebut membuat kita sadar, bahwa setiap aktifitas yang di dalamnya terdapat interaksi antar manusia, termasuk dakwah, kita tiada akan bisa mengelakkan diri dari komunikasi hati. Ya, setiap aktifis dakwah adalah manusia-manusia yang memiliki hati yang tentu saja berbeda-beda. Ada aktifis yang hatinya kuat dengan berbagai macam tingkah laku aktifis lain yang dihadapkan kepadanya. Tapi jangan pula kita lupa bahwa tidak sedikit aktifis-aktifis yang tiada memiliki ketahanan tinggi dalam menghadapi tingkah polah aktifis dakwah lain yang kadang memang sarat dengan kekecewaan-kekecewa an yang sering kali berbuah pada timbulnya sakit hati. Dan kesemuanya itu adalah sebuah kewajaran sekaligus realita yang harus kita pahami dan kita terima.
Namun apakah engkau tahu wahai sahabat-sahabatku? Tahukah engkau bahwa seringkali kita melupakan hal itu? Seringkali kita memukul rata perlakuan kita kepada sahabat-sahabat kita sesama aktifis dakwah, dengan diri kita sebagai parameternya. Begitu mudahnya kita melontarkan kata-kata “afwan”, “maaf” atau kata-kata manis lainnya atas kelalaian-kelalaian yang kita lakukan, tanpa dibarengi dengan kesadaran bahwa sangat mungkin kelalaian yang kita lakukan itu ternyata menyakiti hati saudara kita. Dan bahkan sebagai pembenaran kita tambahkan alasan bahwa kita hanyalah manusia biasa yang juga dapat melakukan kekeliruan. Banyak orang bilang bahwa kata-kata “afwan”, “maaf” dan sebagainya akan sangat tak ada artinya dan akan sia-sia jika kita terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama.
Wahai sahabat-sahabatku… memang benar bahwasanya aktifis dakwah hanyalah manusia biasa, bukan malaikat, sehingga tidak luput dari kelalaian, kesalahan dan lupa. Tapi di saat yang sama sadarkah kita bahwa kita sedang menghadapi sosok yang juga manusia biasa? bukan superman, bukan pula malaikat yang bisa menerima perlakuan seenaknya. Sepertinya adalah sikap yang naif ketika kesadaran bahwa aktifis dakwah hanyalah manusia biasa, hanya ditempelkan pada diri kita sendiri. Seharusnya kesadaran bahwa aktifis dakwah adalah manusia biasa itu kita tujukan juga pada saudara kita sesama aktivis dakwah, bukan cuma kepada kita sendiri. Dengan begitu kita tidak bisa dengan seenaknya berbuat sesuatu yang dapat mengecewakan, membuat sakit hati, yang bisa jadi merupakan sebuah kezhaliman kepada saudara-saudara kita.
Sahabat…adalah bijaksana bila kita selalu menempatkan diri kita pada diri orang lain dalam melakukan sesuatu, bukan sebaliknya. Sehingga semisal kita terlambat atau tidak bisa datang dalam sebuah aktivitas dakwah atau melakukan kelalaian yang lain, bukan hanya kata “afwan” yang terlontar dan pembenaran bahwa kita manusia biasa yang bisa terlambat atau lalai yang kita tujukan untuk saudara kita. Tapi sebaliknya kita harus dapat merasakan bagaimana seandainya kita yang menunggu keterlambatan itu? Atau bagaimana rasanya berjuang sendirian tanpa ada bantuan dari saudara-saudara kita? Sehingga dikemudian hari kita tidak lagi menyakiti hati bahkan menzhalimi saudara-saudara kita. Sehingga kata-kata “Akhi… ukhti… Izinkan aku cuti dari dakwah ini” tidak terlontar dari mulut saudara-saudara kita sesama aktifis dakwah.
Semoga…

Bank Syariah vs Bank Konvensional

Kita sudah sering mendengar istilah bank syariah. Pertanyaan terbesar yang terngiang yaitu apa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional?

Sebelumnya kita bahas dulu pengertian bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka me-ningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan bank dengan prinsip syariah merupakan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Dari ayat di atas, sudah jelas bahwa riba tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan perbedaan paling menyolok yang dipahami masyarakat antara Bank Syariah dan Bank Konvensional terletak pada bunga.

Penolakan Islam terhadap riba dikarenakan praktek riba tidak men-cerminkan keadilan dan mencegah pemerataan kemakmuran. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh : 1) Penentuan bunga dilakukan pada waktu akad berdasar-kan asumsi usaha tersebut pasti menghasilkan keuntungan. 2) Besarnya bunga di-tentukan berdasarkan presentasi dari modal yang dipinjamkan. 3) Jumlah bunga yang dibayarkan adalah tetap tanpa mempertimbangkan apakah usaha yang dijalankan mendatangkan keuntungan atau kerugian. 4) Bunga merupakan usaha yang nyaris membebankan seluruh resiko kepada salah satu pihak (debitur). 5) Konsep bunga dapat menyebabkan keterpurukan salah satu pihak pada jerat hutang. Konsep bunga/riba menempatkan satu pihak sebagai pihak yang pasti tetap memperoleh keuntungan meskipun pihak lain mengalami kerugian

Berseberangan dengan konsep di atas, Bank Syariah memperkenalkan konsep bagi hasil yang lebih mencerminkan keadilan. Hal tersebut antara lain karena : 1) Hal yang dipersetujukan adalah pembagian keuntungan dan kerugian sesuai dengan persentasi yang disepakati. Ini menempatkan kedua belah pihak pada posisi yang sama terhadap kemungkinan hasil dari usaha. 2) Penentuan besarnya nisbah (rasio) dilakukan pada saat akad dengan memperhitungkan kemungkinan untung dan rugi. 3) Besarnya bagi hasil ditentukan dari persentase keuntungan usaha. 4) Besarnya keuntungan yang diperoleh pemilik modal akan meningkat sesuai dengan besarnya keuntungan yang diperoleh.


(EWH-dari berbagai sumber)

__FoSEI__

Selasa, 24 Februari 2009

PEMUDA DALAM PERJUANGAN

Oleh : BRYAN AGA MURIDA


Pemuda.!!!
Pemuda adalah suatu umur yang memiliki kehebatan sendiri,menurut DR.Yusuf Qardhawi ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari bersinar paling terang dan paling panas.Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat bila dibanding dengan anak kecil atau orang-orang jompo.Pemuda mempunyai potensi yang luar biasa,bisa dikatakan seperti dinamit atau TNT bila diledakan.Subhanallah.

Sejarah pun juga membuktikan bahwa pemuda berperan penting dalam kemerdekaan.Dimana saja,di negara mana saja kemerdekaan tak pernah luput dari peran pemuda.Karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan menuju lebih baik.Hasan Al Banna seorang tokoh pergerakan di Mesir pernah berkata,"Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya."Begitu juga dalam sejarah Islam,banyak pemuda yang mendampingi Rasulullah dalam berjuangan sperti Mushaib bin Umair ,Ali bin Abi tholib,Aisyah dll.Waktu itu banyak yang masih berusia 8,10 atau 12 tahun.Dan usia-usia itu tidak dapat diremehkan.Mereka punya peran penting dalam perjuangan.Maka dari itu jika ingin Indonesia menjadi lebih baik maka perbaikan itu yang utama ada di tangan pemuda,Perbaikan itu akan tegak dari tangan pemuda dan dari pemuda.

Pemuda mempunyai banyak potensi.Akan tetapi jika tidak dilakukan pembinaan yang terjadi adalah sebaliknya.Potensinya tak tergali,semangatnya melemah atau yang lebih buruk lagi ia menggunakan potensinya untuk hal-hal yang tidak baik misalnya tawuran dsb.

Sekali lagi ,pemuda adalah usia dan sosok yang hebat tapi tidak semua pemuda hebat . Pemuda yang hebat adalah pemuda yang B A B.:Apa itu B A B?

B.BERANI BERMIMPI DAN BERNIAT
Mana mungkin kita sebagai pemuda bisa maju jika bermimpi saja tidak berani.Impian adalah cita-cita maka beranilah bermimipi,bagaimana bisa dapat nilai sembilan dalam ujian praktek ,bila bermimipi angka sembilan ada di raport saja tidak berani, bagaimana bisa dapat nilai sembilan jika mimpinya (cita-citanya) hanya dapat 6.Kalau ingin dapat nilai sembilan maka impikanlah nilai sepuluh.Saya pasti bisa dapat 10.impikan saja,bayangkan saja 10 jangan 9,8 apalagi 5.Impian akan menimbulkan niat ,niat akan menimbulkan sikap,sikap akan menimbulkan usaha untuk mewujudkan cita-cita .Dan impian juga akan menimbulkan semangat ,semangat ibarat api yang akan memicu ledakan potensi yang luar biasa.Maka marilah kita miliki impian,obsesi dan ambisi istilah kerennya POENYA TASTE hehe sperti iklan aja.

Niat .Niat saja tidak berani bagamana bisa berbuat.Niat saja mulai sekarang ,tapi yang baik-baik.Sabda Nabi,"segala sesuatu itu tergantung niatnya.Pemuda harus punya niat. Niat menumbuhkan kesungguhan dalam beramal,keseriusan dalam berfikir serta keteguhan dalam menghadapi penghalang. Niat yang sempurna adalah niat karena Allah dengan landasan iman. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist dari Umar bin Khatab bahwa barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya,barang siapa berhijrah untuk dunia yang ia cari atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya untuk yang ia niatkan. Dengan niat karena Allah kita akan mendapat ridho-Nya Insya Allah.

A.ANDALKAN DIRI SENDIRI
Pemuda yang hebat bukan pemuda yang berkata,"Ayah ku polisi lho,jangan macam-macam sama aku" atau "ayahku kaya ,aku minta apa-apa pasti dituruti." Bukan seperti itu, tapi pemuda yang hebat dan berjiwa besar adalah pemuda yang berkata,"inilah diri" atau " menjadi diriku dengan segala kekurangan" kayak nasyidnya es coustic.Pemuda yang hebat adalah pemuda yang tidak menyombongkan prestasi ayahnya,pamannya,ibunya atau lain-lain. Mereka sadar,andaikata ayah mereka polisi mereka sadar yang polisi kan ayah bukan saya,klo ayah mereka pejabat yang berprestasi mereka sadar itu prestasi ayah buka saya,saya harus ciptakan prestasi sendiri.

Jadilah mereka pemuda yang mandiri, dengan kemandirian itu ia terpacu untuk tidak menggantungkan diri pada siapa pun kecuali Allah ,ia menjadi yang tangguh,ia berusaha memacu dirinya menjadi lebih baik dari hari ke hari sampai akhirnya ia bisa merubah lingkungannya. Ia menjadi pemuda yang percaya diri.

B.BERANI BERBUAT
Jika sudah punya mimpi dan percaya akan kemampuan sendiri maka yang berikutnya ialah siap action.Yup berbuat,berani untuk melakukan aksi-aksi perubahan.
Merubah diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu,mencari ilmu, memperbaiki ibadah.Berani mencoba untuk sebuah kemenangan tanpa takut gagal.Ingatlah bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.Thomas alfa Edison berhasil menemukan bola lampu pada percobaan ke 14.000, berarti dia telah gagal dalam 13.999 percobaan,tapi dia tidak menyerah.Berani mencoba, bagaimana mungkin akan menang lomba lari jika mencoba mendaftar lomba saja tidak berani. Berani memulai. Memulai adalah hal yang sulit kata sebagian orang , setelah itu akan berjalan lancar.Maka kita harus berani memulai,walaupun sulit coba dulu,Insya Allah berikutnya berhasil.Mulai dari yang kecil ,ingin membersihkan Yogya dari sampah? mulailah dengan kita membuang sampah pada tempatnya.Tidak perlu ditunda-tunda mulai dari sekarang, tidak perlu menunggu orang lain mulai dari diri sendiri saja.

Berani beraksi adalah wujud konsisten kita pada apa yang kita yakini,kita impikan.Kita memimpikan Indonesia menjadi lebih baik maka berani beraksi untuk perbaikan tersebut sesuai dengan kreativitas kita adalah hal yang hebat. Dari yang kecil tidak masalah. Yang penting kita berani.Tatap dunia , hadapi, jangan bersembunyai, jangan hanya bicara tapi berbuat,beramal.Kita tunjukan bahwa kita pemuda , kita tidak diam tapi bergerak menuju perbaikan yang lebih baik.Bahwa kita tidak duduk, tapi kita berjuang.Talk less to do more.

Sahabat-sahabat kita adalah pemuda,masa depan negeri ada ditangan kita,Perubahan ada di tangan kita mari kita mencari ilmu ,membina diri dengan sekolah yang tekun ,ikut mentoring untuk memperkokoh keyakinan,ikut kajian kemudian membina fisik agar sehat dan kuat.Agar kita bisa mengelola dan merubah masa depan.

sumber : dudung.net

MENGAPA BEGITU SULIT BERDAKWAH ?

way to jannah




Oleh: Syaifoel Hardy

Kegagalan Taliban mempertahan dua kota utama, Kandahar dan Kabul membuat reputasi mereka terperosok. 'Niat baik'� mempertahan 'tradisi' Islam,� terhapus dalam sekejap saja. Hanya enam tahun� bertahan. Kekuatan mereka yang didasarkan pada dakwah ini dengan mudahnya dikalahkan oleh kekuatan kafir. Prinsip kenegaraan� yang difondasikan pada kegiatan dakwah ternyata tidak berhasil. Dukungan dari Afghan Al Arab pada akhirnya tidak sepenuhnya disokong bahkan oleh sebagian besar orang Afganistan sendiri. Afganistan, dibawah sistem Taliban,� tidak berhasil membujuk dunia untuk berpihak kepada mereka. Taliban menghadapi kesulitan dalam menarik simpati dunia. Mengapa gagal?

Berdakwah memang tidak mudah. Taliban, terlepas dari sudut mana kita menilainya, telah gagal dalam menunaikan misi dakwahnya. Ada banyak faktor yang menyebabkan kegagalan ini. Abu Sayyaf, seorang profesor dari Kelompok Mujahidin Afganistan yang pada masa pemerintahan Taliban sempat dimusuhi oleh mereka, dalam wawancara dengan Al Jazeerah-Qatar, mengemukakan bahwa kegagalan Taliban disebabkan kesalahan menerapkan konsep Islam dimana satu diantaranya Taliban lebih 'memilih' perang daripada jalan damai.

Awal tahun 90-an, Zainuddin MZ begitu menjulang kepopulerannya dalam dakwah. Dakwah pada masa itu disebut-sebut sebagai 'profesi' baru yang menjanjikan bukan saja kepopuleran, namun juga peningkatan pendapatan. Tak jarang artis-artis pula menekuni profesi yang satu ini, misalnya Harry Mukti. Lambat laun Zainuddin dan sejumlah artis pendakwah ini 'pudar' ketenarannya. Berhasilkan misi mereka dalam dakwah?

Utama
Misi utama 'dikirimnya' Rasulullah SAW ke muka bumi ini adalah untuk berdakwah. Beban terberat beliau adalah misi dakwah ini, karena berbagai risiko yang harus dipikul beliau SAW tidaklah ringan. Sanak saudara, teman, hingga pemimpin suku, semuanya memusuhi misi ini terutama sekali pada tahun-tahun pertama beliau� SAW memulainya. Berbagai bentuk benturan dihadapi beliau dengan kesabaran yang luar biasa, yang kadang-kadang 'diluar' kewajaran kita sebagai manusia. Suatu sikap yang barangkali bagi kita biasa, ternyata Rasulullah menunjukkannya dalam bentuk lain, yang membuat kita 'takjub'. Demikianlah Allah SWT memilih utusanNya. Mereka yang memusuhi beliau SAW ternyata dibalas beliau dengan kasih. Beliau SAW menyatakan bahwa mereka belum mengerti tentang Islam. Pengemis buta yang Yahudi, yang senantiasa mencemoohkan nama beliau SAW ternyata beliau balas dengan disuapinya dia setiap hari dengan makanan tanpa sepengetahuan pengemis tersebut. Subhanallah.

Aisyah R.a, istri tercinta beliau SAW, menggambarkan bahwa pribadi Rasulullah adalah pribadi yang termuat dalam Al Quran. Rasullullah adalah Al Quran yang 'berjalan'. Karena itu, dakwah beliau SAW, dalam konteks kesehatan, memanfaatkan pendekatan holistic. Suatu teknik pendekatan dengan memperlakukan sasaran dakwah secara utuh sesuai dengan unsur-unsur yang dimiliki oleh objek dakwah. Tanpa pendidikan formal, Rasulullah SAW telah mengenal bahwa elemen-elemen yang ada dalam diri manusia itu meliputi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Meski sasaran utama beliau dalam dakwah menitik beratkan pada elemen spiritual, namun beliau SAW tidak mengabaikan peranan besar yang terdapat dalam jasmani, jiwa, dan sosial.

Lihatlah contoh bagaimana beliau SAW memperlakukan pengemis Yahudi diatas. Dalam segi spiritual, beliau sadar bahwa pengemis tersebut warga Yahudi yang jelas-jelas berbeda pandangan imannya. Namun kenapa beliau tidak langsung saja menjelaskan tentang Islam? Sebaliknya beliau menempuh jalur lain, mengajarkan aspek dasar yang perlu didahulukan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Makan, adalah yang dibutuhkan oleh pengemis tadi, bukan 'ocehan'. Sesudah Rasulullah 'berpulang' ke Rahmatullah, barulah si pengemis tersebut menanyakan kemana orang yang biasa memberikan sarapan itu pergi karena tidak pernah nampak lagi? Dan masuk Islamlah dia. Subhanallah!

Analisa
Seiring dengan berkembangnya teori-teori penelitian sosial, dakwah pun seharusnya mendapatkan perlakukan yang sama. Peranan menempatkan dakwah yang tidak disejajarkan dengan studi ilmiah inilah yang salah satunya menyebabkan ketidakberhasilannya. Lewat pendekatan ilmiah, maka akan bisa diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi dakwah tersebut. Dakwah, bukan sekedar segumpal penguasaan ayat-ayat Al Qur-an yang dibumbuhi dengan sedikit humor, kemudian diselingi sejumlah ceritera yang terkait, titik!

Dakwah membutuhkan suatu proses pendekatan yang berkesinambungan. Dalam Bahasa Inggris, kunci sederhana yang bisa diterapkan adalah konsep 5-W dan 1 H. Dakwah harusnya dimulai dengan What, why, who, when, where, dan how. Jadi, menghadapi masalah semakin tajamnya pertentangan antara umat Islam dan Kristen di Sulawesi Tengah misalnya, konsep yang demikian bisa berlaku. Apa issue yang sebenarnya, mengapa bisa demikian, siapa pelakuknya, kapan, dimana, dan bagaimana semua ini bisa terjadi.

Demikian pula peranan pendekatan holistic diatas hendaknya diperhatikan. Kita tidak mungkin berdakwah tentang zakat, sadaqah, dan infaq� ditengah-tengah masyarakat yang kelaparan. Secara moral-etis, kita tidak mungkin berdakwah ditengah-tengah (maaf) pelacur dengan menempatakan profesi mereka sebagai obyek pembicaraan. Demikian pula jika kita berdakwah� tentang tidak diperbolehkannya pacaran ditengah-tengah remaja yang berpasang-pasangan. 'Mudahkanlah, jangan dipersulit', demikian Rasulullah SAW pernah bersabda.

Naik-turun tanggapun kita harus satu demi satu tapak dilalui jika kita tidak menginginkan jatuh. Dalam Islam pun hal ini bukan kesalahan. Bahkan sunnah. Bukankah Allah mencintai perbuatan baik yang secara terus menerus, berkesinambungan, sekecil apapun bentuknya.� Rasulullah SAW berdakwah, dan 'kelihatan'hasilnya sesudah 23 tahun berkiprah didalamnya. Bukankah tujuan dakwah sendiri adalah perubahan perilaku secara menyeluruh? Integritas aspek-aspek yang ada dalam diri manusia itulah tujuan akhir dakwah.

Libat
Telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, ' berdakwahlah walau hanya satu ayat!' Dibalik anjuran ini tersembunyi makna yang sangat luas. Dalam diampun kita bisa berdakwah. Diam bisa berarti 'satu ayat'. Dalam suatu pertengkaran mulut misalnya, diam adalah lebih baik. Diam disini menduduki posisi yang penting dalam turut andil menyelesaikan masalah. Diam juga mempercepat redahnya sebuah pertikaian. Diam berarti dakwah. Apa yang dilakukan Professor Sayyaf selama konflik Afganistan adalah dalam rangka berdakwah. 'Jika tidak bisa berbicara yang baik, diamlah!',

Secara verbal dalam dakwah harus memperhatikan unsur-unsur yang oleh Astrid dikelompokan dalam Pengirim pesan, penerima pesan, pesan serta sarana pengiriman pesan. Teori komunikasi oleh Astrid ini apabila diintegrasikan dengan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian dakwah diatas, akan klop. Memang tidak mudah untuk mengkombinasikan elemen diatas. Karena itu, guna menekuni bidang dakwah secara profesional perlu keseriusan. Bagaimanapun bidang yang satu ini juga menuntut adanya kespesialisasian.

Meskipun demikian tidak berarti bahwa tanpa ketrampilan tersebut lantas kita� harus berhenti berdakwah. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, bahwa berdakwah tidak harus secara lisan, dimuka� publik, dalam forum pengajian atau seminar keagamaan. Berbuat suatu kebaikan yang dilandasi ikhlas tidak kalah penting peranannya dibanding dakwah lisan itu. Dakwah yang komprehensif adalah yang melibatkan komunikasi verbal, yang diikuti dengan tindakan, disamping tentu saja adanya niat. Akan tetapi perlu juga langkah evaluasi guna mengukur titik kelemahan kita dalam dakwah. Evaluasi ini besar peranannya, agar dakwah dimasa mendatang bisa lebih efektif dan efisien, mengarah pada titik tujuan dakwah. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendapatkan porsi yang cukup, maka dakwah hanya sekedar istilah.

Shardy@emirates.net.ae

sumber : dudung.net

Jumat, 06 Februari 2009

Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus...

"Dan antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah ; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-menunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janjinya." [Al-Ahzab:33:23]

1. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus..., maka tidak akan banyak aktivis dakwah yang berguguran di tengah jalan. Dakwah akan terus melaju dengan mulus untuk meraih tujuan-tujuannya dan mampu memancangkan prinsip-prinsipnya dengan kokoh.

2. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus..., niscaya hati sekian banyak orang akan menjadi bersih, pikiran mereka akan bersatu, dan fenomena ingin menang sendiri saat berbeda pendapat, akan jarang terjadi.

3. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus..., maka sikap toleran akan semarak, rasa saling mencintai akan merebak, hubungan persaudaraan semakin kuat, dan barisan para aktivis dakwah akan menjadi bangunan yang berdiri kokoh dan saling menopang.

4. Jika komitmen aktivis dakwah dakwah benar-benar tulus..., maka dia tidak akan peduli saat ditempatkan di barisan depan atau di barisan belakang. Komitmennya tidak akan berubah ketika ia diangkat menjadi pemimpin yang berwenang mengeluarkan keputusan dan ditaati atau hanya sebagai jundi yang tidak dikenal atau dihormati.

5. Jika komitmennya benar-benar tulus..., maka hati seorang aktivis dakwah akan tetap lapang untuk memaafkan setiap kesalahan saudara-saudara seperjuangannya, sehingga tidak tersisa tempat sekecil apa pun untuk permusuhan dan dendam.

6. Jika komitmen terhadap dakwah benar-benar tulus..., maka sikap toleran dan saling memaafkan akan terus berkembang, sehingga tidak ada momentum yang menyulut kebencian, menaruh dendam, dan amarah. Namun sebaliknya, semboyan yang diusung adalah ”Saya sadar bahwa saya sering melakukan kesalahan, dan saya yakin Anda akan selalu memaafkan saya.”

7. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus..., maka semua orang akan sangat menghargai waktu. Bagi setiap aktivis dakwah, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dia akan selalu menggunakannya untuk beribadah kepada Allah di sudut mihrab, atau berjuang melaksanakan dakwah dengan menyeru kepada kebaikan yang mencegah kemungkaran. Atau, menjadi murabbi yang gigih mendidik dan mengajari anak serta isterinya di rumah. Aktivis dakwah yang aktif di masjid untuk menyampaikan nasihat dan membimbing masyarakat.

8. Jika komitmennya benar-benar tulus..., maka setiap aktivis dakwah akan segera menunaikan kewajiban keuangannya untuk dakwah tanpa merasa ragu atau bimbang. Di dalam benaknya, tidak ada lagi arti keuntungan pribadi dan menang sendiri.

9. Jika komitmen aktivis dakwah benar-benar tulus..., maka akan muncul fenomena pengorbanan yang nyata. Tidak ada kata ‘YA’ untuk dorongan nafsu atau segala sesuatu yang seiring dengan nafsu untuk berbuat maksiat. Kata yang ada adalah kata ‘YA’ untuk segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah.

10. Jika komitmen para aktivis dakwah benar-benar tulus..., maka setiap orang yang kurang teguh komitmennya akan menangis, sementara yang bersungguh-sungguh ingin berbuat lebih banyak dan berharap mendapat balasan serta pahala dari Allah.

Sumber : Kitab ”Komitmen Da’i Sejati”, Muhammad Abduh

Kamis, 05 Februari 2009


MyCartopia.com Click here to get one





Photobucket

Ikhwan GANTENG, Partner Sejati Akhwat?

Oleh : Ayat Al Akrash

Alangkah indahnya Islam. Kedudukan manusia dinilai dari ketaqwaannya, bukan dari gendernya. Ini adalah strata terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk memasuki strata taqwa.

Ikhwan dan akhwat adalah dua makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berbeda. Ikhwan, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan rasionalitasnya karena ia adalah pemimpin bagi kaum hawa. Akhwat, sebagaimana ia, memang diciptakan lebih dominan sensitivitas perasaannya karena ia akan menjadi ibu dari anak-anaknya.

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 9: 71)

Di lapangan, ikhwan dan akhwat memang harus menjaga hijab satu sama lain, namun tentu bukan berarti harus memutuskan hubungan, karena dalam da’wah, ikhwan dan akhwat adalah seperti satu bangunan yang kokoh, yang sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.

Belakangan ini menjadi sebuah fenomena baru di berbagai LDK kampus tentang sedikit ‘konfrontasi’ ikhwan dengan akhwat. Tepatnya, tentang kurang cepat tanggapnya da’wah para ikhwan yang notabene adalah partner da’wah dari akhwat.

Patut menjadi catatan, mengapa ADK akhwat selalu lebih banyak dari ADK ikhwan. Walau belum ada penelitian, tetapi bila melihat data kader, pun data massa dimana jumlah akhwat selalu dua sampai tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan ikhwan, maka dapat diindikasikan bahwa ghirah, militansi dan keagresifan berda’wah akhwat, lebih unggul. Dan meski memang hidayah itu dari AllahSubhanahu wa Ta’ala , namun tentu kita tak dapat mengabaikan proses ikhtiar.

Akhwat Militan, Perkasa dan Mandiri?
Sejak kapankah adanya istilah Akhwat militan, perkasa dan mandiri ini? Berdasarkan dialog-dialog yang penulis telaah di lapangan, dan di beberapa LDK, ternyata hampir semua akhwat memiliki permasalahan yang sama, yaitu tentang kurang cepat tanggapnya ikhwan dalam menghadapi tribulasi da’wah. Bahkan ada sebuah rohis yang memang secara turun temurun, kader-kader akhwatnya terbiasa mandiri dan militan. Mengapa? Karena sebagian besar ikhwan dianggap kurang bisa diandalkan. Dan ada pula sebuah masjid kampus di Indonesia yang hampir semua agenda da’wahnya digerakkan oleh para akhwat. Entah hilang kemanakah para ikhwan.

Akibat seringnya menghadapi ikhwan semacam ini, yang mungkin karena sangat gemasnya, penulis pernah mendengar doa seorang akhwat, “Ya Allah…, semoga nanti kalau punya suami, jangan yang seperti itu… (tidak cepat tanggap–red),” ujarnya sedih. Nah!

Ikhwan GANTENG
Lantas bagaimanakah seharusnya ikhwan selaku partner da’wah akhwat? Setidaknya ada tujuh point yang patut kita jadikan catatan dan tanamkan dalam kaderisasi pembinaan ADK, yaitu GANTENG (Gesit, Atensi, No reason, Tanggap, Empati, Nahkoda, Gentle). Beberapa kisah tentang ikhwan yang tidak GANTENG, akan dipaparkan pula di bawah ini.

1. (G) Gesit dalam da’wah
Da’wah selalu berubah dan membutuhkan kegesitan atau gerak cepat dari para aktivisnya. Ada sebuah kisah tentang poin ini. Dua orang akhwat menyampaikan pesan kepada si fulan agar memanggil ikhwan B dari masjid untuk rapat mendesak. Sudah bisa ditebak…, tunggu punya tunggu…, ikhwan B tak kunjung keluar dari masjid. Para akhwat menjadi gemas dan menyampaikan pesan lagi agar si fulan memanggil ikhwan C saja. Mengapa? Karena ikhwan C ini memang dikenal gesit dalam berda’wah. Benar saja, tak sampai 30 detik, ikhwan C segera keluar dari masjid dan menemui para akhwat. Mobilitas yang tinggi.

2. (A) Atensi pada jundi
Perhatian di sini adalah perhatian ukhuwah secara umum. Contoh kisah bahwa ikhwan kurang dalam atensi adalah ketika ada rombongan ikhwan dan akhwat sedang melakukan perjalanan bersama dengan berjalan kaki. Para ikhwan berjalan di depan dengan tanpa melihat keadaan akhwat sedikitpun, hingga mereka menghilang di tikungan jalan. Para akhwat kelimpungan.., nih ikhwan pada kemana? “Duh.., ikhwan ngga’ liat-liat ke belakang apa ya?” Ternyata para ikhwan berjalan jauh di depan, meninggalkan para akhwat yang sudah kelelahan.

3. (N) No reason, demi menolong
Kerap kali, para akhwat meminta bantuan ikhwan karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh akhwat. Tidak banyak beralasan dalam menolong adalah poin ketiga yang harus dimiliki olah aktivis. Contoh kisah kurangnya sifat menolong adalah saat ada acara buka puasa bersama anak yatim. Panitia sibuk mempersiapkannya. Untuk divisi akhwat, membantu antar departemen dan antar sie adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Para akhwat ini kemudian meminta tolong seorang ikhwan untuk memasang spanduk. “Afwan ya…, amanah ane di panitia kan cuma mindahin karpet ini…,” jawab sang ikhwan sambil berlalu begitu saja karena menganggap tugas itu bukanlah amanahnya.

4. (T) Tanggap dengan masalah
Permasalahan da’wah di lapangan semakin kompleks, sehingga membutuhkan aktivis yang tanggap dan bisa membaca situasi. Sebuah kisah, adanya muslimah yang akan murtad akibat kristenisasi di sebuah kampus. Aktivis akhwat yang mengetahui hal ini, menceritakannya pada seorang ikhwan yang ternyata adalah qiyadahnya. Sang ikhwan ini dengan tanggap segera merespon dan menghubungi ikhwan yang lainnya untuk melakukan tindakan pencegahan pemurtadan.

Kisah di atas, tentu contoh ikhwan yang tanggap. Lain halnya dengan kisah ini. Di sebuah perjalanan, para akhwat memiliki hajat untuk mengunjungi sebuah lokasi. Mereka kemudian menyampaikannya kepada ikhwan yang notabene adalah sang qiyadah. Sambil mengangguk-angguk, sang ikhwan menjawab, “Mmmm….”
“Lho… terus gimana? Kok cuma “mmmmm”…” tanya para akhwat bingung.
Sama sekali tidak ada reaksi dari sang ikhwan.
“Aduh… gimana sih….” Para akhwat menjadi senewen.

5. (E) Empati
Merasakan apa yang dirasakan oleh jundi. Kegelisahan para akhwat ini seringkali tercermin dari wajah, dan lebih jelas lagi adalah dari kata-kata. Maka sebaiknya para ikhwan ini mampu menangkap kegelisahan jundi-jundinya dan segera memberikan solusi.

Sebuah kisah tentang kurang empatinya ikhwan adalah dalam sebuah perjalanan luar kota dengan menaiki bis. Saat telah tiba di tempat, ikhwan-akhwat yang berjumlah lima belas orang ini segera turun dari bis. Dan bis itu segera melaju kembali. Para akhwat sesaat saling berpandangan karena baru menyadari bahwa mereka kekurangan satu personel akhwat, alias, tertinggal di bis! Sontak saja para akhwat ini dengan panik, berlari dan mengejar bis. Tetapi tidak demikian halnya dengan ikhwan, mereka hanya berdiri di tempat dan dengan tenang berkata, “Nanti juga balik lagi akhwatnya.”

6. (N) Nahkoda yang handal
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Ia adalah nahkoda kapal. Lantas bagaimanakah bila sang nahkoda tak bergerak? Alkisah, tentang baru terbentuknya kepengurusan rohis. Tunggu punya tunggu…, hari berganti hari, minggu berganti minggu, ternyata para ikhwan yang notanebe adalah para ketua departemen, tak kunjung menghubungi akhwat. Akhirnya, karena sudah “gatal” ingin segera gerak cepat beraksi dalam da’wah, para akhwat berinisiatif untuk “menggedor” ikhwan, menghubungi dan menanyakan kapan akan diadakan rapat rutin koordinasi.

7. (G) Gentle
Bersikap jantan atau gentle, sudah seharusnya dimiliki oleh kaum Adam, apatah lagi aktivis. Tentu sebagai Jundullah (Tentara Allah) keberaniannya adalah di atas rata-rata manusia pada umumnya. Namun tidak tercermin demikian pada kisah ini. Sebuah kisah perjalanan rihlah. Rombongan ikhwan dan akhwat ada dalam satu bis. Ikhwan di depan dan akhwat di belakang. Beberapa akhwat sudah setengah mengantuk dalam perjalanan. Tiba-tiba bis berhenti dan mengeluarkan asap. Para ikhwan segera berhamburan keluar dari bis. Tinggallah para akhwat di dalam bis yang kelimpungan. “Ada apa nih?” tanya para akhwat. Saat mereka menyadari adanya asap, barulah akhwat ikut berhamburan keluar. “Kok ikhwan ninggalin gitu aja…” ujar seorang akhwat dengan kecewa.

Penutup
Fenomena ketidak-GANTENG-an ikhwan ini, akan dapat berpengaruh pada kinerja da’wah ikhwan-akhwat. Ikhwan dan akhwat adalah partner da’wah yang senantiasa harus saling berkoordinasi. Ar rijal Qawwamuna ‘alannisa. Masing-masing ikhwan dan akhwat memang mempunyai kesibukannya sendiri, namun ikhwan dilebihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu sebagai pemimpin. Sehingga wajar saja bila yang dipimpin terkadang mengandalkan dan mengharapkan sang qawwam ini bisa jauh lebih gesit dalam berda’wah (G), perhatian kepada jundinya (A), tidak banyak alasan dalam menolong (N), tanggap dalam masalah (T), empati pada jundi (E), menjadi nahkoda yang handal (N) dan mampu memberikan perlindungan (G). Kita harapkan, semoga semakin banyak lagi ikhwan-ikhwan GANTENG yang menjadi qiyadah sekaligus partner akhwat. Senantiasa berkoordinasi. Teman sejati, ukhuwah di dunia dan di akhirat. Amiin. (Ayat Al Akrash)

Sumber : Hudzaifah.org

TABAYUN DULU SAUDARAKU...!!!

Kita terkadang terlalu yakin dengan pengetahuan diri. Kita merasa tahu
segalanya sehingga seolah-olah memiliki otoritas untuk membuat kesimpulan
mengenai sesuatu hal. Atau kalau menyangkut kepribadian orang lain, kita
sering merasa tidak perlu informasi lebih lanjut karena kita merasa cukup
pengetahuan mengenai jati diri orang itu sebenarnya.

Kesalahan terbesar seseorang adalah ketika ia menganggap dirinya telah
cukup pengetahuan sehingga ia tidak memiliki itikad sedikitpun untuk
melakukan cek ricek, tabayyun, konfirmasi balik. Tentang suatu kejadian,
ia langsung menyimpulkan ini itu. Tentang diri seseorang, ia langsung
menyimpulkan ini itu, menilai begini itu. Dengan pengetahuan sedikitnya,
ia merasa sudah banyak pengetahuan. Dengan interaksinya dengan orang lain
yang sebentar, ia merasa sudah berhak membuat kesimpulan mengenai diri
seseorang itu padahal boleh jadi apa yang disimpulkannya itu hanya akan
membuahkan fitnah dan kebohongan, jauh dari fakta sebenarnya. Keterbatasan
yang dimilikinya tiada pernah disadari. Ia terjebak dalam ujub diri,
merasa punya kemampuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu hal atau
orang lain tanpa diiringi dengan sikap kehati-hatian. Maka ia pun mudah
berkomentar tanpa dipikir lebih dalam lagi. Ia mudah menilai sesuatu tanpa
mencari dulu fakta yang benar.

Yang lebih fatal lagi adalah ketika kecerobohan sikap ini disebarkan ke
orang lain. Kalau menyangkut diri seseorang, maka betapa ia akan
menumbuhkan sikap kebencian dari orang yang dirugikannya atas pemberitaan
yang tidak benar. Prasangka dikira kebenaran. Prasangka melahirkan
kebohongan. Prasangka yang tidak disertai tabayun akan melahirkan
kerenggangan hubungan sesama.

Kita berlindung dari Allah dari sifat sombong, ujub diri, dengki, dan
fitnah. Kita ini makhluk yang sangat terbatas. Terbatas ilmunya. Terbatas
pengetahuannya. Bila kita sadar bahwa kita terbatas, maka kita akan
menjadi manusia yang sangat hati-hati. Hati-hati dalam menyikapi sesauti.
Hati-hati dalam menilai sesuatu. Hati-hati dalam membuat kesimpulan
terhadap suatu kejadian. Hati-hati meski sekedar dalam hati.

~ Quu Anfusikum wa ahlikum naara

GEMA KEHIDUPAN

Seorang bocah mengisi waktu luang dengan kegiatan mendaki gunung bersama ayahnya. Entah mengapa, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. " Aduhh!" jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, " Aduhh!".

Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, " Hei! Siapa kau?" Jawaban yang terdengar, " Hei! Siapa kau?" Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, " Pengecut kamu!" Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, " Apa yang terjadi?"

Dengan penuh kearifan sang ayah tersenyum, "Anakku, coba perhatikan." Lelaki itu berkata keras,
"Saya kagum padamu!" Suara di kejauhan menjawab, Saya kagum padamu!" Sekali lagi sang ayah berteriak " Kamu sang juara !" Suara itu menjawab, "Kamu sang juara!" Sang bocah sangat keheranan, meski demikian ia tetap belum mengerti. Lalu sang ayah menjelaskan, "Suara itu adalah gema , tapi sesungguhnya itulah kehidupan."

Kehidupan memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakanmu. Dengan kata lain, kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Bila kamu ingin mendapatkan lebih banyak cinta di dunia ini, ya ciptakan cinta di dalam hatimu. Bila kamu menginginkan tim kerjamu punya kemampuan tinggi, ya tingkatkan kemampuan itu. Hidup akan memberikan kembali segala sesuatu yang telah kau berikan kepadanya. Ingat, hidup bukan sebuah kebetulan tapi sebuah bayangan dirimu.
Anonimous

sumber: internet

Rumah Seribu Cermin

Dahulu, di sebuah desa kecil yang terpencil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama "Rumah Seribu Cermin." Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.

Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi. Ekornya bergerak-gerak secepat mungkin.

Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat.

Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat saya akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."

Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu.

Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat. Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan.

Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi."

Seringkali gambaran atau kesan tentang wajah yang ada di dunia ini, yang kita lihat ... adalah cermin gambaran dan kesan dari wajah kita sendiri. Kalau kita mengesankan keramahan, maka dunia akan tampak ramah... Kalau dunia terasa suram, mungkin itu karena kesan yang kita berikan...

So, wajah bagaimanakah yang tampak pada orang-orang yang kita jumpai? Yang terlihat itu adalah gambaran wajah kita di mata orang lain ... Buktikan sendiri ... :)
Anonimous

sumber : internet

Air Yang Istiqomah

Air adalah salah satu kebutuhan vital hidup kita.Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari AIR yang paling mendasar adalah sifatnya yang selalu mencari tempat yang rendah. Hal ini merupakan suatu isyarat bagi kita, bahwa dalam hidup ini manusia seharusnya tidak berpatah arang dalam berusaha menggapai cita-citanya. "Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan", begitu pepatah mengatakan.

Kita mendapati, betapa istiqomahnya air dalam menempuh perjalanan untuk mencapai tempat yang rendah. Dari tempat yang tinggi, air meluncur membelah bumi hingga menjadi aliran yang kita sebut sungai. Disitu air mengalir bebas menuju tempat rendah mana saja yang ia sukai. Tidak jarang air itu secara beramai-ramai mengalir, menghantam, atau menghanyutkan apa saja yang mengganggu perjalannya. Dengan tekadnya, dia terus berusaha menuju tempat yang rendah.

Kalau ia menemui onggokan tanah yang kuat atau apa saja yang menghalangi perjalanannya, maka ia akan membuat manuver dengan membuat kelokan dan mencari jalan alternatif, atau berpisah dengan kawan-kawannya melingkari penghalang itu, yang akhirnya terjadi dua aliran. Sepintas aliran itu terlihat saling bercerai, tapi kalau kita jeli, itu merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuannya.

Bila rintangan itu bendungan kokoh maka ia akan membuat kumpulan yang nantinya sebagian diantara mereka tidak dapat terbendung lagi, dengan begitu ia dapat meneruskan perjalanannya. Dan andaipun kumpulannya kurang, ia akan mencari jalan lain yaitu menguap. Ia akan berkumpul bersama diangkasa dalam gumpalan awan, dan apabila telah mencapai titik kulminasinya, ia akan membentuk titik-titik hujan. Semakin tebal awan itu, semakin lebat pula hujan yang turun. Dengan begitu ia akan mencapai tempat tujuannya, yaitu tempat yang rendah.

Betapa besarnya pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa perjalanan air itu, yakni kosistensinya, dan tak mengenal putus asa dalam mencapai tujuannya. Dan sifat itu pula yang semestinya senantiasa menjiwai diri kita. Imam Syafi'i dalam salah satu syairnya, menjadikan dinamika sifat air ini sebagai suatu bukti bahwa dalam bergerak dan beraktifitas akan ada kebaikan, dalam diam dan tanpa karya akan banyak kerugian dan kerusakan.



Aturlah waktu untuk mengatur kehidupan


Betapa hebatnya waktu mengatur kita. Ketika lonceng jam usai kerja
berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan
pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan
telah terpecahkan untuk hari itu. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita
pejamkan mata.

Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan
masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan
pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita.
Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi,
dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita
berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan. Kita rayakan sesuatu
karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri karena kita tegakkan
kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya
mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.


Selasa, 13 Januari 2009

ANAK-ANAK GAZA

Kekejian yang dilakukan tentara-tentara Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza sudah di luar batas perikemanusiaan. Tentara-tentara Zionis itu bukan hanya membantai warga Gaza dengan bom-bom dan tank-tanknya, tapi juga menggunakan anjing-anjing buas untuk meneror warga Gaza.

Kayed Abu Aukal, seorang dokter emergency di Gaza tidak tahu lagi kata-kata apalagi yang bisa digunakan untuk menggambarkan kekejian tentara-tentara Zionis itu. "Oh, Tuhan! Saya tidak pernah melihat pemandangan yang mengerikan seperti ini," cuma itu kata-kata yang terlontar dari mulut Dokter Aukal melihat kondisi jenazah Shahd, seorang balita Palestina yang berusia 4 tahun.

Shahd sedang bermain di belakang rumahnya di kamp pengungsi Jabalita, utara Jalur Gaza ketika sebuah bom Israel jatuh di belakang rumah itu. Shahd yang masih balita itu pun gugur syahid. Orang tua Shahd mencoba menyelamatkan puterinya yang sudah bersimbah darah itu, tapi ketika mereka mencoba mengambil jasad Shahd, tentara-tentara Zionis menembaki mereka dari kejauhan.

Selama lima hari jasad Shahd tidak terurus dan tergelak di tanah, sampai akhirnya tentara-tentara Zionis melepaskan beberapa ekor anjing yang langsung mengoyak jasad Shahd yang sudah tak bernyawa. "Anjing-anjing itu menyisakan satu bagian tubuh dari bayi yang malang itu dalam kondisi utuh," kata Dokter Aukal sambil meneteskan airmata.

"Kami sudah melihat pemandangan yang sangat memilukan selama 18 hari ini. Kami mengambil tubuh anak-anak yang terbakar atau terpisah-pisah, tapi kami belum pernah melihat hal yang seperti ini," sambungnya.

Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan anjing-anjing tentara Israel, saudara laki-laki Shahd bernama Matar dan sepupunya bernama Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd, tapi keduanya ditembaki tentara-tentara Zionis hingga gugur syahid.

Tetangga keluarga Shahd, Omran Zayda mengungkapkan, tentara-tentara Zionis Israel itu sengaja melakukan kekejaman itu. "Mereka (pasukan Zionis) mencegah keluarga Shahd yang ingin mengambil jenazahnya, dan mereka tahu anjing-anjing itu akan memakan jenazah Shahd," ujar Zayda.

"Tentara-tentara Israel itu bukan hanya membunuh anak-anak kami, mereka juga dengan sengaja melakukan cara-cara yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Kalian tiak akan pernah bisa membayangkan apa yang dilukan anjing-anjing itu terhadap tubuh Shahd," tukas Zayda sambil menahan cucuran air matanya.

Sejumlah warga Palestina mengungkapkan, banyak warga mereka yang mengalami hal yang sama dengan Shahd. Di Jabaliya, tentara-tentara Israel menembaki keluarga Abd Rabu yang sedang memakamkan anggota keluarga yang menjadi korban serangan Israel. Tembakan membuat orang-orang yang ingin memakamkan berlarian mencari perlindungan

Bukan cuma menembaki, tentara-tentara Zionis yang biadab itu kemudian melepaskan beberapa ekor anjing ke arah jenazah-jenazah yang belum sempat dimakamkan. "Apa yang terjadi kemudian sangat mengerikan dan tidak bisa dibayangkan," kata Saad Abd Rabu.

"Anak-anak lelaki kami meninggal di depan mata kami dan kami dihalang-halangi untuk menguburkan jenazahnya. Lalu tentara-tentara Israel itu melepaskan beberapa ekor anjing ke dekat jenazah itu, seakan-akan kekejaman yang sudah mereka lakukan pada kami belum cukup," tutur Abd Rabu tak kuasa menahan tangisnya.

sumber: eramuslim.com

HARI KE 18. PASUKAN ISRAEL MASUK KE GAZA?

Memasuki hari ke 18, tentara Zionis-Israel terus berusaha masuk ke wilayah pusat kota Gaza. Dengan dukungan ribuan tentara cadangannya, Israel terus mendekati kota Gaza. Dengan dukungan serangan udara dari pesawat F.16, helicopter Apache, serta Artileri, pasukan Israel mencoba masuk ke kota Gaza, yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan oleh para pejuang Hamas, dan para Muhajidin.

Zionis-Israel semalam menyerang wilayah selatan Gaza dan Rafah, melalui udara dan senjata artileri, tak kurang dari 60 target serangan udara yang dilakukan Israel. Pesawat-pesawat tempur Israel F.16, semalam menghujani kota Rafah dengan serangan udara yang massif. Kota di dekat perbatasan dengan Mesir, seperti nampak terbakar, akibat tembakan rudal Israel. Akibat, serangan udara itu, menimbulkan kekacauan dan korban dikalangan penduduk sipil. Israel juga menggunakan bom ‘penghncur’ bunker-bunker untuk menghancurkan terowongan-terowongan yang banyak di kota Rafah, yang menghubungkan Gaza dengan Sinai (Mesir).

Ayman Muhyidin, koresponden Aljazeera, melaporkan dari Rafah, ribuan penduduk Rafah, meninggalkan rumah-rumah mereka, sesudah mendapatkan selebaran peringatan dari udara,yang memberitahu bahwa rejim Zionis-Israel akan melakukan serangan udara yang massif di wilayah itu. “Kota Rafah seluruhnya hancur lebur. Kota itu bagaikan neraka, akibat serangan udara yang massif dari Zionis-Israel”, ujar Muhyidin. Militer Israel menutup kota Gaza, dan seluruh akses masuk ke kota Gaza, ditutup dengan tank-tank Israel, dan kapal-kapal perang yang ada di dekat kota Gaza. Reporter Aljazeera itu, menjelaskan kemungkinan akan melakukan serangan darat di malam hari, dan nampaknya ingin menguasai kota Gaza.

“Militer Israel melakukan serangan menjelang tengah malam, dan ketika menjelang pagi mereka kembali ke posisinya”, tambah Muhyidin. Pertempuran dahsyat telah berkecamuk antara tentara Israel dengan para pejuang Hamas di kota Tal al-Halwa, di selatan kota Gaza. Pertempuran di kota itu, menjadi momentum penting tentara Israel untuk mencoba masuk ke kota Gaza. Namun, nampaknya para pejuang Hamas memberikan perlawanan terhadap tentara Israel. Pertempuran berlangsung di Beith Lahiya, yang terletak di utara kota Gaza, dan Khan Yunis, di sebelah timur kota Gaza. Kantor berita AFP melaporkan tank-tank Israel yang didukung dengan serangan udara, mencoba terus masuk ke selatan kota Gaza.

Gerakan maju pasukan Zionis-Israel itu, menghadapi perlawanan para pejuang Hamas dan para Mujahidin Palestina, yang menggunakan mortar dan roket RPG, menghentikan gerak maju pasukan Zionis-Israel. Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, menegaskan serangan militer Israel itu telah menewaskan lebih dari 1000 orang yang syahid, dan 40 % korban yang ada, terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua. Ofensive militer Israel ke kota Gaza itu, dibalas oleh pejuang Hemas menembakkan roket ke wilayah perbatasan Israel, Ashkelon.

Frustasi

Nampak para diplomat mengalami frustasi akibat ulah Israel, yang tidak mengindahkan resolusi DK.PBB, beberapa hari yang lalu. Seruan gencatan senjata tidak digubris oleh Israel, dan pasukan Zionis terus melakukan serangan yang massif ke Gaza. Sekjen PBB Ban-Ki moon, berencana mengunjungi Timur Tengah untuk menciptakan gencatan senjata. Namun, semua kalangan sangat skeptis, karena resolusi PBB itu, tidak didukung AS. Bahkan, Perdana Menteri Israel, Ehut Olmert, menyatakan, kami telah mendikte AS, agar abstain, ketika pemungutan suara di DK. PBB.

Ban-Ki moon, menegaskan, “Kedua belah fihak berhenti berperang. Hentikan sekarang perang”, ujar Ki moon, ketika menyelenggarakan konferensi pers, di kantor PBB, New York, Senin, yang lalu. “Banyak rakyat tidak berdosa tewas. Dan, banyak lagi orang-orang sipil yang menjadi korban”, tambah Ban Ki moon. Usaha-usaha diplomasi sekarang ini,yang bertujuan mengakhiri konflik, nampaknya hanyalah akan mengakomodasi kepentingan Israel, tanpa mempedulikan aspirasi rakyat Palestina.

Ehut Olmert menegaskan, Israel akan menghakhiri agresi ke Gaza, hanya dengan dua kondisi : “Pertama, Hamas harus menghentikan serangan roketnya ke Ashkelon. Kedua, Hamas harus melucuti senjatanya”, tegas Olmert. Sementara itu, Presiden Israel, Shimon Peres, menyatakan : ”Kemajuan serangan militer Israel selama 16 hari, belum setara dengan negara yang menghadapi terror selama 16 tahun”, ucap Peres. Dalam pernyataannya, yang disiarkan lewat satelit al-Aqsha, Perdana Menteri Ismail Haniyah, menegaskan bahwa Israel tidak akan memenangkan perang di Gaza, ucap Haniyah. Sementara itu, Perdana Menteri Turki, Recep Erdogan, menyatakan bahwa DK.PBB telah gagal untuk menghentikan kejahatan Israel terhadap Gaza. “Dunia menyaksikan kebrutalan Zionis-Israel, dan pembantaian massal di Jalur Gaza”, tambahnya. Erdogan menyaksikan film pembantaian di Gaza bersama para ahli hukum, pemimpin Turki itu, menginginkan agar DK.PBB memberikan sanksi yang tegas terhadap Israel.

Di Turki, Assosiasi para Pengusaha dan industrialis, menyerukan masyarakat Turki melakukan baikot terhadap produk AS, Inggris, dan Israel, karena mereka melakukan perang ‘kotor’ di Gaza, dan melakukan genoside, serta melakukan agresi militer.

Bulent Deniz, Ketua Assosiasi Para Pengusaha di Turki, menyatakan agar Turki menggunakan kekuatannya untuk melakukan boikot terhadap AS, Inggris, dan Israel. Nampaknya, Turki sudah tidak dapat sabar lagi melihat ulah Israel, meskipun Turki memiliki hubungan diplomatic dengan Israel, karena Israel sudah tidak lagi menggunakan ukuran-ukuran normal lagi, khususnya dalam menghadapi konflik dengan rakkyat Palestina.

Jurubicara Hamas, Dr.Sami Abu Zuhri, menyatakan proposal yang disampaikan pemerintah Turki, guna menengahi konflik di Gaza sekarang ini, lebih berimbang dibandingkan dengan Mesir. Di sisi lain, Mesir pandangannya sama dengan Israel, yang meminta syarat , sebelum gencatan senjata Hamas harus menghentikan serangan roketnya ke Askhelon. Abu Zuhri, menyampaikan kepada wartawan di Gaza, bahwa delegasi Hamas, sekarang berkunjung ke Cairo, Damaskus, untuk membicarakan kemungkinan gencatan senjata. Nampaknya, Hamas lebih tertarik dengan proposal yang diajukan oleh Turki, yang lebih adil dan imbang. Presiden Sudan, Omar Hasan al-Bashir, yang berkunjung ke Damaskus, dan bertemu dengan Khaleda Misy’al, menegaskan bahwa Sudan mendukung secara total perjuangan rakyat Palestina.

Di tengah-tengah usaha diplomatik yang sekarang terus berlangsung di berbagai belahan dunia, surat kabar Al-Khalij, yang terbit di Teluk, di Ankara, sedang ada usaha-usaha yang terselubung, yang dilakukan fihak Israel untuk membunuh Perdana Menteri Turki, Recep Erdogan. Al-Khalij, menyebutkan mungkin Israel dengan menggunakan sel-sel yang ada di dalam tubuh militer Turki, untuk membunuh Erdogan. Memang, di Turki sekarang ini sikap anti Israel memuncak, ratusan ribu orang berdemonstrasi di Istambul dan Ankara, yang meminta pemerintah Turki, memutuskan hubungan diplomatic dengan Israel

Ibaratnya, Israel dengan melakukan agresi militer yang sangat brutal ke Gaza, seperti menggali lubang kukburnya sendiri. Karena, sekarang ini di seluruh dunia kebencian terhadap Israel meningkat tajam. Ini menyebabkan Israel akan terisolasi oleh masyarakat internasional. (M/Pic)
sumber: eramuslim.com